Tuesday, May 30, 2006

Ke Gunung Pancar Mengejar Bintang

24 Mei 2006, 23:05 WIB.

Ada telp masuk yang nomornya tak kukenal. Begitu kusapa "Halo", ternyataa Akbar (teman dari Indonikon) yang telp menggunakan nomor flexinya. Pantas saja tak ada nama yang muncul ketika hp-ku berdering.

"Ya opo, sido melu gak?"
"Melu nang endi, bukane wis brangkat jam 7 mau?"
"Durung, mau ngenteni Sam, mangkane telat"
"Oooo, yo wis. Tak ijin ojob disik yo"
"Ok"

"Ma, ... boleh gak?", sambil cengar-cengir. Saat hp-ku berdering aku dan mama sedang becanda sambil nonton televisi, Kintan sudah terlelap.
"Udah berangkat sana, cepetan"
"Bener nih"
"Udah cepetan, sebelum keputusan berubah"

Segera menyiapkan tripod, F80, kabel release, film slide expired, tisu lensa, lenspen, blower, tas. Ribeeettt dan tergesa-gesa. Dan memang kepanikan dikejar waktu tunggu yang sempit membuat semuanya gak beres. Setelah semua lengkap, giliran kunci motor yang menghilang.

Waduh ... Akbar telp lagi.
"Sudah nyampe mana?"
"Sek Bar, sek siap-siap berangkat"

Mama ikut-ikutan panik mencari kunci. Semua gara-gara aku yang tergesa-gesa. Maaf ya ma :D.

Kringggggggg

"Sek Bar, sek ndek ngarep gerbang perumahan", padahal masih panik mencari kunci.
"Ok"

Hore, kuncinya ketemu. Ada di tempat terbuka yang karena kepanikanku sampai tak terlihat. Yang menaruh disitu juga aku, tapi aku sendiri yang lupa. Dasar otak tua.

"Ma, aku berangkat ya"
"Maaaa"
"Iya iya, cepetan sana"

Kulihat Kintan asyik dengan tidurnya. Aku tinggal dulu ya cayang, becok pagi papa dah pulang kok. Cipika, cipiki, mmmuach. Greengg ... motor melaju menembus pekat dan dinginnya malam.

(bersambung)

4 comments:

Anonymous said...

*again, nasib jadi istri fotografer.

padahal sorenya udah mastiin gak ikut, waktu aku tanya katanya,
"nggak ah ma, aku nggak ikut, besok pagi aja aku mau motret di ilalang deket perumahan. mama sama kintan yang jadi modelnya ya... mau khan?"
"o, ok, ide bagus, besok kita bangun pagi"

ternyata nggletek... huuu... :)

Anonymous said...

Maaf ma, gak tega si Akbar dah jemput di simpang Depok. Kupikir aku juga sudah dilupakan rombongan mereka, eh, masih diingat ternyata :D

Anonymous said...

jadi kapan kita motret di ilalang? :p

Anonymous said...

setelah kalah sama kamera, sekarang kalah sama akbar... nasib...
yah bolehlah pisang ponti margonda sebagai penebusnya hehehe...

*inget papa waktu cengar cengir bilang pengen ikut rombongan motret... hahaha...
"maa... boleh gak ma?"
"iya sana ikut"
"asyiik!"

persis anak sd, hihihi...