Tuesday, April 11, 2006

Sepeda Baru

Anda termasuk anggota komunitas Bike2Work? Aku bukan. Bike2work merupakan komunitas penggemar sepeda yang bersepeda untuk menuju tempat kerja. Tidak tepat kalau aku membahasnya, ikut saja belum pernah. Aku hanya sering mengacungkan jempol ketika motorku mendahului pengendara sepeda. Aku salut dengan mereka. Maksudku mengacungkan jempol juga untuk ngompori mama supaya memberi ijin aku beli sepeda. Hehehe

Kemarin ketika membeli kado untuk hadiah anak kedua bosku, mama menuju konter sepeda. Mama menunjuk sebuah sepeda, kami menyebutnya sepeda mini. Modelnya mirip seperti link ini. Mama sepertinya pingin banget sepeda. Alasan dia supaya mbak Ma kalau ke warung tidak perlu jalan, karena lumayan juga jauhnya. Aku setuju. Tapi kami tak beli saat itu, karena memang yang dicari kado.

Sepulang dari rumah bos kami mampir ke toko sepeda. Tujuan pertama toko sepeda di Depok II. Mama lupa kalau dia sendiri yang pernah memberi tahu toko sepeda ini ketika kami melintas di Depok II. Seperti biasa, cina yang punya toko. Mama menunjuk sepeda yang dimau. Penjualnya memberi tahu harganya 750 rb. Waduh. Di Carefour ITC Depok saja 500 rb-an. Apa mungkin tipe yang lain? Si penjual tak puas ketika kami mengatakan di Carefour harga sepeda seperti itu cuma 500 rb. Dia melebih-lebihkan sepedanya dengan menunjukkan keranjang yang lebih bagus, ada kunci stang. Hah, emang aku anak kecil? Kok pernik-pernik kecil begituan yang ditunjukkan sebagai kualitas lebih. Dia menawarkan tipe dibawahnya, harganya 625 rb. Oh ya, dia malah menantang taruhan aku dan mama. Dia ngotot bahwa harga sepeda di Carefour itu bukan tipe yang dia jual sehingga lebih murah. Senyum sinisnya seperti mengejek kami, menganggap kami buta sepeda. Mama sudah bete dan mengajakku pergi. Malas mengikuti penjual seperti ini. Kalau tak boleh 500 rb ya sudah gak usah pakai taruhan segala, begitu gerutu mama.

Kami tak putus asa. Toko berikutnya yang kami tuju adalah toko di ujung jalan Margonda, dekat pertigaan Alfa menuju Sawangan. Ada dua toko disana, kami mulai dari yang paling dekat pertigaan. Entah apa nama tokonya. Sama saja, harganya lebih mahal dari Carefour. Mama mulai mengira-ngira bahwa yang di Carefour itu tipe classic, yang di toko-toko ditawarkan 625 rb. Kami pergi ke toko sebelahnya, disambut oleh pelayannya, cowok berkulit gelap. Sama juga. Kami keluar toko dengan alasan mau melihat toko yang lain. Belum sampai kami meninggalkan halaman toko cowok tadi mengejar kami, dia menurunkan harga. Sepertinya bos dia menginstruksikan dengan segera. Bosnya seperti paham pikiran kami, bahwa kami baru saja melihat harga di Carefour. Dia menawarkan 500 ribu untuk United Classic dan 475 untuk Wimcycle dengan model sama. Wah, godaan nih ma. Di Carefour saja 550rb. Aku berdiskusi dengan mama, dengan bahasa Jawa, berharap supaya pelayan tadi tidak mengerti yang kami omongkan. Walhasil, kami setuju membelinya. Plus pompa pula, 35 rb. Sayangnya tidak ada jasa pengantaran, kami harus membawa sendiri sepedanya. Kasihan mama harus mengalah naik angkot, maafkan ketidaksopanan sepeda ini ma, hehehe.

Hari semakin mendung ketika aku pulang membonceng sepeda. Akhirnya hujan juga. Tak apalah, nanggung. Motor jadi selebar mobil hingga tak bisa bermanuver. Nginthil aja dibelakang angkot. Alhamdulillah sampai dirumah. Gerimis tak juga reda.

Mama menyambut dengan riang sepeda barunya. Setelah diturunkan dari motor dan dikupas plastik pembungkusnya mama segera mencoba. Wah, mama riang sekali. Seperti anak yang mendapat hadiah sepeda sebagai imbalan naik kelas. Lucu melihat mama seperti itu. Kutawari boncengan. Kami berkeliling blok sebelah dengan ketawa-ketiwi cekikikan berhujan-hujan. Indah rasanya, seperti di film-film. Pacaran naik sepeda sambil bermandikan hujan. Teringat ketika 'bulan madu' di Turen, ke pasar bawa kamera dan berboncengan. Jalan yang tak rata membuat pantat bergoyang mengikuti irama roda yang terguncang-guncang melewati gundukan dan cekungan. Tapi sungguh asyik. Sekarang giliran mama mencoba sendiri. Kintan hanya melongo melihat kekanak-kanakan orangtuanya. Sayang besok masuk kerja sehingga tidak bisa bersepeda pagi membonceng mama.

Malam tiba. Entah ada apa malam ini begitu banyak nyamuk, gede-gede, tidak seperti biasa. Aku dan mama ke warung dekat gerbang, membeli obat nyamuk elektrik. Naik sepeda dong! Ternyata ketika sampai tanjakan nafasku tersengal-sengal. Mama mentertawakanku. Aku turun saja jalan kaki, biar mama yang bersepeda sampai toko. Setelah mendapatkan yang kami cari, kami pulang. Kali ini jalan menurun, aku tak perlu susah payah menggenjot pedal. Oh indahnya malam ini. InsyaAllah libur akhir minggu nanti aku ingin mengajak mama naik sepeda ke Studio Alam, atau menyusuri aspal Haji Dimun. Ya, berdua saja ya sayang ...

4 comments:

Anonymous said...

woh.. nanjak ke depan Perdut (Permata Duta) mah, mesti pake teknik.
itu belom seberapa.. lha kalo nuntun motor yg ban bocor ke atas.. itu baru berat .. hehe (saya sih udah pernah ngalamin)

Anonymous said...

selama mesin masih nyala masih lmyn enteng kayaknya Pak, ada sedikit pendorong. Saya pernah dorong dari gerbang Pesona Kayangan sampe Depok II gara2 bocor. Alhamdulillah nemu jg tukang tambal ban :)

Anonymous said...

emg knp sih kl cina yg jual?
gak perlu rasis gt kali

Anonymous said...

c sepeda nya mana ,,,anakku juga ngebet banget ama sepeda united (kayaknya tipe klassik deh yang rodanya 20") berapa sih harga benernya...mosok di cilacap 580rb..????