Wednesday, March 22, 2006

15 Menit yang Menegangkan

Hai mama, ... bagaimana tidurnya semalam? Lumayan nyenyak? Maaf tadi telat lagi, keenakan tidur sih, hujan pula. Sepatuku seperti habis membajak ladang. Dekil banget deh. Petikan gitar I Wayan Balawan mengiringi tulisan ini ma :D.

15 menit menuju 22:30 semalam sunggu menegangkan. Bukan, bukan horror kok. Tak lain dan tak bukan, Kintan. Masih cerita kemarin yang berlanjut. Dan masih akan berlanjut terus, entah kapan selesai.

Mama berusaha keras menidurkan Kintan sejak pukul 21:00, syukurlah berhasil. Aku yang hanya menemaninya selepas menggendong Kintan tidak bisa langsung tidur. Mama sudah berada di alam mimpi. Kulanjutkan membaca novel yang tinggal sedikit lagi selesai. Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Kintan bisa nyenyak untuk beberapa saat saja. Tiba juga saat itu. Kintan mulai resah dalam tidurnya. Mengusap-usapkan tangannya ke wajah. Berguling ke kanan dan kekiri, tidak nyenyak. Aku ambil empeng sebagai penenang, ternyata hanya tenang untuk tidak sampai satu menit. Pada gulingan kesekian kali dia menoleh ke arahku, dan yang membikin aku tedang adalah matanya terbuka. Jangan, jangan bangun Nak, kasihan mamamu. Sebisanya aku hindari kontak mata, agar titik sadar dia tidak semakin pulih. Aku puk-puk (pukulan lembut di pantat atau paha), masih saja tangannya menjarah wajah. Benar-benar tidak nyenyak. Terbayang wajah mama yang kusut menggendong Kintan. Mama harus cukup isitirahat, biar produksi ASInya kembali seperti sediakala, masih tersisa 2 minggu untuk ASI eksklusif. Kintan bisa tenang sebentar, mulai lagi dia mengulangi gerakan-gerakan tanda tidak nyenyak. Ya Allah tolong aku. Empeng berkali-kali dimuntahkan. Ayo tidur Nak ...

Dengan wajah memelas aku bangunkan juga mama (akhirnya ...) karena Kintan menunjukkan gejala mau mengeluarkan jurus tangisan. Segera setelah bangun mama menyusuinya. Dia menikmati sekali ASI mama. Cleguk cleguk ..., Kintan mulai tenang.

Aku bilang ke mama, "15 menit yang menegangkan ma". Mata sayunya yang menjawab, mama benar-benar mengantuk. Sebelum aku tertidur, ada beberapa kali mama menyusui Kintan. Alhamdulillah usaha mama ampuh. Aku terlelap, Kintan terlelap. Di tengah-tengah tidurku aku gak tahu lagi kalau Kintan bangun dan mama menyusuinya segera. Entahlah, aku juga tidak bermimpi. Hanya adzan Subuh dari masjid yang terngiang, aku masih terlelap dibalut dinginnya pagi dan gerimis.

1 comment:

Unknown said...

emang kintan bangun ya semalem? aku kok nggak tau...
nah lo?
makanya tadi pagi aku gak nyambung waktu papa bilang 15 menit yang menegangkan, hahaha...
aku juga nggak ngerasa dibangunin tuh, wah bener2 nggak sadar...
makasih ya sayang atas kerja keras papa menidurkan kintan, dan membangunkan aku pelan2 sampe aku nggak ngerasa apa2, padahal aku kalo ngebangunin papa sering pake tendangan, hahaha... kalo pake cara biasa nggak mempan sih... :p