Thursday, September 28, 2006

Nyali Bersepedaku (ternyata) Masih Ciut

Tadi pagi sengaja kulemaskan kaki-kaki ini dengan bersepeda. Memang tak jauh, hanya 4 km-an. Sebagian onroad, sisanya offroad. Boleh dibilang datar-datar saja. Jalur offroadnya di pinggir sungai belakang komplek. Jalannya miring. Sebelah kiri celukan sungai, sebelah kanan tanaman liar yang didominasi rumput dan diselingi putri malu. Duri putri malu itu justru yang membuat dua garis merah sejajar di tanganku. Sedikit perih. Salah sendiri tidak pakai kaos lengan panjang.

Secara gak sengaja pas pulang, sudah di gerbang tembusan perumahanku, ada jalan setapak yang menggoda. Penasaran aku dibuatnya. Kondisi jalan hanya cukup untuk 1 motor atau sepeda. Kiri kanan tanah tanpa bangunan yang dipenuhi tanaman liar, sebagian lagi dimanfaatkan untuk menanam singkong. Kutelusuri saja jalan setapak itu. Eh, nanjak, ngehe lagi! Kuhentikan sepeda dan kuamati lanjutan jalan setapak yang ngehe. Dalam hati berseru, "wah ini cocok buat downhill-downhillan"

Jalurnya tidak panjang, jika ditarik benang dan diukur kuperkirakan tak lebih dari 20 meter. Rintangannya bebatuan bekas puing bangunan yang membuat roda selip, tikungan (yang lumayan tajam) setelah turunan curam. Kayaknya kalau ada foto lebih enak menjelaskannya, daripada dengan kata-kata. Sayang belum sempat kufoto. Disebelah kanan kandang sapi, sebelah kiri ladang dan tanah kosong dengan tanaman liar.

Ok, sepeda kutuntun keatas. Naik ke atas sadel. Deg. Ngeriiii, takut jatuh. Iya nggak, iya nggak. Iya deh. Akhirnya kucoba juga. Wusss, cietttt. Nyaliku benar-benar ciut untuk melepas sepeda begitu saja, alhasil sepeda bisa meluncur perlahan karena tanganku tidak lepas dari tuas rem. Posisi tubuh sedikit kutarik kebelakang supaya tidak nyungsep. Sadel yang terlalu tinggi membuat pengendalian sepeda lebih sulit. Sampai juga di ujung turunan. Selamat, tapi pelan-pelan turunnya, asli gak seru samasekali. Kareng tidak puas kuulangi lagi. Kali ini sadel sedikit aku perpendek. Wusss. Lumayan, ngeremnya hanya sebelum tikungan tajam setelah turunan utama yang curam. Tapi ini juga tidak memuaskan. Kuulangi lagi. Tidak memuaskan lagi, tapi lebih baik dari sebelumnya.

Sudah semakin siang. Kuurungkan niatku mencoba lagi. Mama pasti sudah pasang muka bete karena kesiangan ke kantor :D. Benar saja, hampir setengah sembilan aku sampai rumah. Mandi, mempersiapkan perbekalan ke kantor. Dan berangkat deh. Pukul 8:45. Isi bensin, mengantar mama sampai kantornya dan lanjut ke kantorku, pas pukul 10 sampai di lobi.

Kesimpulannya : nyaliku masih ciut untuk melepas rem di turunan curam.

---

Buat mama : maaf ya tadi kesiangan banget. Besok lebih pagi deh main sepedanya. Mmmmuach.

2 comments:

Anonymous said...

hmm.. samping sungai mana ya ?

Anonymous said...

di dekat gang tembus rumah pak salim Pak Eko