Wednesday, June 28, 2006

expose for shadow, develop for highlight

Sering aku mendengar ungkapan ini, terutama dari fotografer penggemar B/W, tapi baru 2 hari lalu aku tahu mengerti apa dibalik ungkapan ini. Memang sih masih sebatas teori, tapi daripada babar blas? Hehehe.

Ok, menurut yang aku ngertiin kira-kira seperti ini :
Ada suatu objek dengan pencahayaan natural (dari matahari gitu). Nah tentu ada bagian yang gelap (shadow) dan terang (highlight). Menurut ungkapan diatas, jadi yang diukur (pakai spot metering dong biar lebih akurat) adalah area bayangan (shadow) yang detilnya masih ingin dipertahankan. Jadi minimal di zone II. Nah karena metering menyamadengankan 18% abu-abu (zone V) maka hasil metering diturunkan 3 stop supaya nilainya samadengan zone II. Misalkan hasil pengukuran normal menyebutkan 60 - f2.8 maka meter kamera diset di 60 - f8 atau 500 - f2.8. Itu baru expose for shadow lho :p.

Bagaimana dengan develop for highlight. Ketika sudah mendapatkan nilai zone II (berdasarkan contoh diatas) ukur bagian paling terang yang ingin dipertahankan detilnya. Misalkan jatuh di zone 8(60 - f22). Ada selisih 6 stop. Padahal film hanya bisa merekam detil dengan rentang kontras 5 stop. Berarti bakal ada area yang dikorbankan dong kalau film diproses normal. Nah, untuk itu proses develop film dikurangi, N-1 supaya highlight jatuh di zone 7.

Jika objek yang dibidik mempunyai kontras yang rendah, anggaplah cuma 4 stop, supaya optimal developnya diubah menjadi N+1, sehingga kontrasnya pas 5 stop. Proses penambahan/pengurangan waktu develop ini utamanya mempengaruhi highlight saja. Tentu tidak semua film bisa dimain-mainkan seperti itu (bisa tapi hasil tidak/kurang bagus). Negatif yang kontrasnya pas tentu memudahkan proses pencetakan foto.

Bagaimana untuk film rol yang prosesnya satu tol bareng-bareng, tidak bisa dimain-mainkan seperti info diatas dong? Iya, ya satu rol tersebut diproses seragam. Main-mainnya diganti, bukan di develop film, tapi ketika printing. Gunakan kertas varibale contrast (multigrade) dan filter di enlarger untuk menyesuaikan kontras negatif. Nah, karena main-mainnya dipencetakan, maka developnya dikurangi untuk jaga-jaga. Jaga-jaga kalau saja ada film yang terexpose dengan kontras tinggi sehingga detilnya masih bisa dipertahankan.
Kira-kira begitulah kesimpulanku mengenai judul tulisan ini. Jika ada yang salah ya maaf-maaf saja, namanya juga fotografer amatir.

Prakteknya? Ini dia yang masih belum, hehehehe. Aku harap bulan depan sudah bisa mulai develop film sendiri :D.

No comments: