Friday, April 7, 2006

Mama, Kintan, ... Papa pulang!

Lebih baik terlambat daripata tidak.

Tak terasa sudah 9 hari aku meninggalkan keluarga, training ke Paris. Hari ini hari aku sampai di Indonesia. Mendarat di Cengkareng pukul 10 entah lebih berapa. Dinginnya Paris langsung berganti 180 derajad. Batuk dan pilekku sepertinya akan tidak semakin membaik.

Berdua dengan Yusron naik Silverbird dari Bandara ke Depok, muahal sekali. Gak apa-apa karena sebentar lagi akan bertemu buah hatiku. Sayang, mama ada di kantor.

"Srekkk", gerbang kubuka segera setelah turun dari taksi dan menurunkan koper. Pintu tertutup rapat. Siang semakin menyengat.

"Kintannnn."

Dari dalam kudengar suara mbak Ma memberitahu Kintan akan kedatanganku. Kubiarkan koper diluar, segera kubuka pintu dan ... Kintan sudah dipangkuan mbak Ma menyambutku.

Rambut tipisnya terlihat semakin menebal, wajahnya lebih cantik bersinar. Sayang senyum khasny belum terlihat. Rupanya Kintan masih bingung, siapa ya yang ada didepanku, mungkin begitu dipikirannya. Masih dengan wajah bingung dia menoleh ke mbak Ma, seperti mencari penegasan. Aku terus menggoda, menanti-nantikan senyumnya. Senyum yang sudah aku bayangkan ketika sampai di Paris sejak hari pertama. Eh, tersenyum. Kok sebentar. Dia masih belum yakin. Kugendong saja!

Sambil mendekap aku menggodainya. Dia mulai sadar siapa laki-laki yang menggendongnya. Papa! Senyumnya mulai lebar, lebih manis. Kuajak jalan cepat ke depan, kugoyang-goyang. Tertawa! Suaranya semakin tegas. Dia senang sekali. Tertawanya lepas, walau aku diamkan. Senyum menggantikan tawa riangnya. Apa dia juga sudah punya perasaan seperti layaknya anak yang sudah mengerti kangen? Tak terasa air mata ini luruh. Hanya bahagia menyelimuti hati.

Papa pulang sayang!

- Depok, 3 April 2006 -

No comments: