Setelah vakum beberapa saat dari aktivitas fotografi, akhirnya saatnya aku kembali ke habitatku. Bermain-main dengan film hitam-putih. Sebenarnya ini adalah kali kedua, setelah sebelumnya mencoba comeback, dengan hasil yang mengecewakan. Negatif yang aku proses cacat dimana-mana. Film susah digulung di rel, diulur lagi, gulung lagi, macet, ulur lagi, gulung lagi. Sampai akhirnya bisa tergulung, dan menghasilkan hasil akhir yang cacat. Negatif baret-baret, bekas potongan film menempel. Padahal foto yang ada di film itu merupakan foto cerita tentang Idul Adha. Ada yang ngeledek gak ya? "Hari gini masih pakai film?"
Ok, pantang nyerah. Percobaan pertama gagal dan harus mengorbankan foto-foto spesialku. Tapi tak apa, itu resikoku. Kali ini aku mencoba developer baru, Kodak D76 yang sudah kadaluarsa. Developer ini memerlukan suhu yang relatif panas untuk melarutkannya, di bungkus tertulis 50/55 derahad celcius. Sayang, termometerku hanya bisa mengukur maksimal 40 derajad. Ya sudah, akhirnya D76 terlarut juga kok di suhu 40 derajad lebih :D.
Film yang kupakai kali ini adalah Kodak Tri X, film dengan emulsi kuno yang membuatnya lebih toleran terhadap under maupun over exposure. Film ini menjadi favorit jurnalis dan pehobi street photography.
Percobaan dimulai. Semua lampu aku matikan, kecuali lampu kamar tidurnya Mama dan Kintan. Masuk dalam selimut dan mulai utak-atik film dengn pembuka botol minuman. Gileeee, kali ini susaaaaah banget buka kaleng film. Dicongkel gagal terus. Keringat tak tertahankan meleleh. Akhirnya diambil jalan pintas. Congkel lewat jalan keluar-masuknya film, dan hasilnya bisa dilihat di gambar. Semua dilakukan dalam gelap dan rasa khawatir film akan tergores logam pembungkus film. Habis gimana, beli penarik lidah film tapi coba narik lidah film gagal terus. Tips dari Nunu, jangan digulung habis film ketika menggulung balik. Kalau motret lagi akan dicoba.
Ok, pantang nyerah. Percobaan pertama gagal dan harus mengorbankan foto-foto spesialku. Tapi tak apa, itu resikoku. Kali ini aku mencoba developer baru, Kodak D76 yang sudah kadaluarsa. Developer ini memerlukan suhu yang relatif panas untuk melarutkannya, di bungkus tertulis 50/55 derahad celcius. Sayang, termometerku hanya bisa mengukur maksimal 40 derajad. Ya sudah, akhirnya D76 terlarut juga kok di suhu 40 derajad lebih :D.
Film yang kupakai kali ini adalah Kodak Tri X, film dengan emulsi kuno yang membuatnya lebih toleran terhadap under maupun over exposure. Film ini menjadi favorit jurnalis dan pehobi street photography.
Percobaan dimulai. Semua lampu aku matikan, kecuali lampu kamar tidurnya Mama dan Kintan. Masuk dalam selimut dan mulai utak-atik film dengn pembuka botol minuman. Gileeee, kali ini susaaaaah banget buka kaleng film. Dicongkel gagal terus. Keringat tak tertahankan meleleh. Akhirnya diambil jalan pintas. Congkel lewat jalan keluar-masuknya film, dan hasilnya bisa dilihat di gambar. Semua dilakukan dalam gelap dan rasa khawatir film akan tergores logam pembungkus film. Habis gimana, beli penarik lidah film tapi coba narik lidah film gagal terus. Tips dari Nunu, jangan digulung habis film ketika menggulung balik. Kalau motret lagi akan dicoba.
Setelah film masuk ke rel dan rel masuk ke tabung proses. Berikut prosesnya :
- Developer Kodak D76 1 : 1, suhu 20C (sptnya lebih dikit) agitasi 5 detik tiap 30 detik selama 8 menit. Agitasi pertama 30 detik kontinyu sambil beberapa kali tabung dibenturkan.
- Stop bath cukup dengan air.
- Fixer Ilford Rapid Fixer 1 : 4, suhu diatas 20C. Agitasi kontinyu selama 3 menit.
- Pembilasan cukup dengan air. Diakhir pembilasan ditambah beberapa mililiter wetting agent.
Eng ing eng. Setelah dikeringkan ternyata hasilnya maknyussss. Negatif mulus, tidak terdapat cacat berupa goresan maupun kotoran yang menempel. Alhamdulillah. Ingin tahu hasilnya?
- Developer Kodak D76 1 : 1, suhu 20C (sptnya lebih dikit) agitasi 5 detik tiap 30 detik selama 8 menit. Agitasi pertama 30 detik kontinyu sambil beberapa kali tabung dibenturkan.
- Stop bath cukup dengan air.
- Fixer Ilford Rapid Fixer 1 : 4, suhu diatas 20C. Agitasi kontinyu selama 3 menit.
- Pembilasan cukup dengan air. Diakhir pembilasan ditambah beberapa mililiter wetting agent.
Eng ing eng. Setelah dikeringkan ternyata hasilnya maknyussss. Negatif mulus, tidak terdapat cacat berupa goresan maupun kotoran yang menempel. Alhamdulillah. Ingin tahu hasilnya?
No comments:
Post a Comment