Friday, November 10, 2006

Genjot Ke Puncak (yang membuat ketagihan)

Sabtu 4 Nov '06 yang lalu aku ikut teman-teman dari MTB-Indonesia halal bi(ke) halal di Rindu Alam Puncak. Gileeeeee, asli aku ketagihannnnnn. Pingin sepedaan aja bawaannya kalau Sabtu-Minggu :D. Oh ya, cerita serunya jalur sepedaan Puncak bisa dilihat disini, disini, atau yang ini. Penasaran ingin menjajal kekuatan di ngehe 1 dan 2.

Berangkat bareng rombongan Cheppy, nebeng mobilnya Ludi (maaf Lud mobilmu aku kotori, gpp kan :D). Diantar rombongan tersebut ada dua yang newbie di jalur Puncak, aku dan Armi. Semua sudah katam. Janjian di dekat perumahan Gema Pesona, bongkar sepeda dan greng menuju Gadog. Ternyata disana sudah ramai, beberapa masih bongkar sepeda dari mobil tuk dimuat angkot menuju Rindu Alam. Sepedanya keren-keren euy, cap mahal dan bikin mupeng. Sepanjang mata melihat tak ada cewek, cowok semua, bapak-bapak. Kasihan ya istri ditinggal dirumah mengurus si kecil, bapaknya sepedaan :D. Peace Ma :).

Sampai di Rindu Alam sepeda diturunkan dan dirakit lagi. Seperti saudara sendiri. Nah ini dia yang bikin grogi, ketahuan kalau aku tidak pernah bongkar pasang sendiri, hehehe :p. Pasang ban belakang saja sampai rantainya ketinggalan :D. Bongkar lagi, lagi, dan lagi. Akhirnya selesai juga. Acara berikutnya sarapan. Genjoter yang sudah saling kenal saling salaman bermaaf-maafan. Beberapa sudah pemanasan dan meluncur, downhill! Sempat gak PD dengan sepeda rakitanku, maksudku takut bannya lepas dihajar bebatuan yang aduhai curamnya. Harap maklum, newbie :p

Pit stop pertama adalah turunan Paralayang. Disini ada ajang uji nyali dan teknik melewati turunan yang terjal. Ada yang nyungsep, ada yang bisa dengan sukses melewatinya, dan banyak yang nuntun sepeda, hehehe, termasuk aku.

Ujian dimulai dengan tanjakan Gunung Mas. Pendek, tapi cukup membuat paha rasanya mau pecah. Ujian sebenarnya ada di ngehe 1 dan 2 (entah kapan muncul istilah ngehe ini, artinya kira-kira tanjakan yang bueraat). Targetku bisa melibat tanjakan ini tanpa nuntun sepeda. Bagi yang tak kuat bawa sepeda disini sudah tersedia jasa ojeg dan joki. Ojeg artinya ya naik ke puncak ngehe 1 dengan naik motor dan sepeda dipanggul. Joki disini adalah anak-anak umur 7 tahunan yang menyediakan jasa dorong sepeda sampai di puncak ngehe 1 (pondok seng). Kehadiran joki-joki kecil ini bagiku sedikit menganggu, karena agak menghalangi jalur. Tapi ya mau gimana lagi, wong kita numpang lewat kampung mereka. Beberapa genjoter memutuskan memakai jasa mereka, "bawa badan aja udah berat, apalagi ditambah sepeda", lumayan buat uang saku sekolah mereka. Ngehe 2 lebih landai dari ngehe 1, tapi karena fisik dan kedodoran di ngehe 1 yang mengakibatkan tuntun lageeee. Beraatttt, dan rasanya kapok kesini lagi. Tapi selepas ngehe 2 mulai saat yang mengasyikkan lagi, sampai aku nyungsep, hehehe. Turunan! Aku bisa ngebut sampai finish di Gadog (tempat berangkat tadi).

Perjalanan pulang dilanjutkan dengan bersepeda ke Stasiun Bogor. Armi terpisah dari rombongan. Kurang lebih pukul 4 sore aku sampai di rumah, disambut oleh senyum manis mama, mmuach!


Ketagihan

Nah ini dia, walau pas di ngehe 1 dan 2 rasanya kapok tapi setelah istirahat seminggu kok rasanya pingin lagi kesana, hehehe. Memang sepedahan membuat ketagihan. Kalau tiap minggu genjot seharian bisa-bisa mama ngambek nih :D, bahaya! Lagian kasihan Kintan kalau aku tinggal-tinggal. Tiap hari pulang malam karena kuliah, weekend ditinggal sepedaan, hmm, kapan ketemunya dong. Ya ya ya, harus adil dan proporsional membagi waktu. Paling tidak sebulan sekali genjot yang sampai seharian, Puncak katakanlah, gpp kan Ma? Hehehe.

Hari ini kubaca di milist MTB-I ada ajakan XC (Cross Country) ke Siweh-Cikole-Sukawana Bandung. Sungguh menggoda :p. Karena tak bisa ikut, mungkin hari Minggu nanti kuajak saja tetangga sekomplek (Pak Iwan, Pak Kandi, Pak Eko) ke Sentul atau Gunung Pancar. Mama mau ikut?

No comments: