Monday, May 8, 2006

Ada Apa Dengan Kintan

Minggu (7 Mei 2006) siang badannya terasa menghangat. Sore suhu tubuhnya mulai normal. Malam hari naik lagi. 38,7 derajad celcius menurut pembacaan termometer di mulutnya. Tidurnya tak nyenyak. Susah makan. Ketika disuapi bubur dan ditetesi obat penurun panas malah dimuntahkan. Tiap dua jam minum ASI. Tiap 15 menit terbangun, posisi tidurnya yang miring tiba-tiba menjadi tengkurap. Diikuti tangisan. Bergantian aku dan mama menjaga agar tidurnya tetap nyenyak.

Sabtu (6 Mei 2006). Mama terpilih sebagai tuan rumah arisan RT. Siangnya mbak Ma dibantu mama menyiapkan hidangan. Acara pun dimulai. Sebagai suami yang baik aku harus ikut menyukseskan gawenya mama :D. Kintan aku ajak main diluar, kakinya terasa dingin kena angin malam. Diluar banyak anak-anak yang menunggu ibunya arisan dirumah, jadinya rame dan Kintan senang sekali. Sesekali berteriak-teriak. Ketika mulai ngantuk dan merengek aku ajak ke kamar. Permainan ciluk-ba membuat dia tertawa terpingkal-pingkal, menghilangkan kantuknya untuk sementara. Dan arisan pun selesai.

Tadi pagi kami membawa Kintan ke dokter. Ini pertama kali Kintan sakit. Apalagi panasnya naik-turun-naik-turun. Takutnya ada gejala tak sehat yang kami tak tahu. Untunglah, tak ada apa-apa. Dokter bilang kemungkinan Kintan mau flu. Imun ditubuhnya sedang diuji. Dan pagi tadi sebelum ke dokter, Kintan lahap sarapannya. Mungkin lapar karena kemarin susah makan, hanya mengandalkan ASI. Habis sarapan terus tidur. Bangun tidur suhu tubuhnya sudah normal.

Dirumah, sepulang dari dokter Kintan sudah terlihat lebih segar. Walau belum seceriah biasanya. Biasanya dia banyak senyum, celoteh, dan ekspresi gemes. Senyumnya masih malu-malu kala kugoda ciluk-ba. Kata ortu, panas seperti itu sudah biasa. Mau pinter katanya. Atau Kintan berusaha mencuri perhatian karena Sabtu dia agak dicuekin gara-gara aisan? Hehehehe. Kintan makin hari makin gemesin. Kalau lapar dia bilang "meme meme". Sudah bisa berucap mama, papa. Duh, senangnya hatiku. Apalagi sekarang bisa melambai-lambaikan tangan seperti lambaian perpisahan, dadaaaaa dadaa daa Kintan, kira-kira begitulah (susah sekali mencari kalimat yang bisa menggambarkannya :p).

Semoga nanti malam, sepulangku dari kantor, aku akan disambut dengan senyum manisnya.

No comments: