Thursday, April 27, 2006

Besar Tapi Tak Mampu

Disuatu rutinitas makan siang staff-staff ada topik yang seru. Topik yang seru diantaranya keburukan atasan, gaji yang kurang, kebijakan-kebijakan perusahaan yang tidak menguntungkan, koordinasi antar bagian yang kacau, main lempar kerjaan, dan jilat-menjilat oknum dalam mengejar jabatan. Kami tidak membicarakan topik diatas, tapi masih nyerempet dikitlah. Temanya perusahaan kami dimata rekanan.

Semua sudah tahu perusahaan tempatku bekerja merupakan peruhaan terbesar dibidangnya (?), tak henti-hentinya majalah mengulas laba bersih perusahaan yang tahun lalu tak kurang dari 5T. Setiap tahun penghargaan diganjar untuk produk-produk yang ditawarkan. Secara umum imej yang terbentuk wah lah. Cap maut, top markotop deh.

Tetapi tidak di obrolan siang itu. Seandainya ada rekanan yang ikut nimbrung pasti malu kami sebagai karyawan. Ternyata perusahaanku di blacklist oleh beberapa agen perjalan. Pasalnya perusahaan sering menunggak pembayaran tiket pesawat untuk karyawan yang dinas luar kota. Nah lo! Kami yang tidak mengurusi administrasi seperti itu tentu hanya tak habis pikir, bagaimana bisa perusahaan berpenghasilan bersih triliyunan rupiah bisa menunggak pembayaran. Kalau telatnya satu dua hari mungkin tidak akan di daftarhitamkan. Katanya bisa berbulan-bulan tak bayar.

Siapa yang patut disalahkan? Dalam hal ini tiket diurus oleh General Affair. Bagian Umum begitulah kami menyebut, sering disingkat Bagum. Ada apa dengan Bagum?

Gosipnya, uang untuk pembayaran-pembayaran ke rekanan dibungakan dulu lewat deposito. Hmm, belum ada konfirmasi soal itu. Yang jelas malu aja ... besar tapi tak mampu.

Jadi buat rekananan (apapun bidangnya) yang mau bekerjasama dengan perusahaanku harus menyiapkan modal ekstra buesssar. Ada yang berminat?

No comments: