Monday, July 17, 2006

cukup sekali saja kepedulian anda

Perjalanan pulang ke Jakarta via bandara Juanda. Ada sebuah papan himbauan resmi dari pemda Sidoarjo bertuliskan kurang lebih seperti ini:
Cukup sekali saja kepedulian Anda Rp 500 karena akan menurunkan etos kerja mereka
Papan himbaunan ini berada permanen di sebuah perempatan arah keluar bis kota dari terminal Bungurasih. Dari teksnya sudah bisa terbaca siapa yang dimaksudkan. Anak jalanan, pengemis, pengamen.

Aku setuju dengan himbauan tersebut. Dan sudah semestinya pemkot Depok mengaplikasikan hal serupa, terutama ditempat-tempat strategis seperti stasiun Depok Baru, terminal Depok, perempatan Siliwangi. Terutama yang ingin aku komentari di stasiun Depok Baru.

Lihatlah betapa kumuhnya stasiun ini. Tak salah Depok mendapat gelar kota terkotor, karena salah satu pintu masuknya tak terurus. Nur Mahmudi belum menunjukkan perbaikan ketertiban umum disana. Kalau aku boleh usul, pasang papan-papan himbauan ditempat-temapt strategis yang kira-kira intinya : mengemis jangan dijadikan budaya hidup!.

Yang jadi masalah ada manula (terutama perempuan) yang 'terpaksa' mengemis. Mau disuruh kerja dia sudah tua, dan (mungkin) tidak ada tempat lagi. Tempat makan butuh pencuci piring yang sigap karena ramainya pengunjung, tenaga tua kurang taktis. Tukang parkir? Pengatur lalu lintas perempatan? Aku jadi teringat pasangan manula yang biasa duduk menjajakan dagangan seperti permen, tisu di dekat Stiabudi Building Jakarta. Beliau sudah tua tapi tidak mau menyerah dengan keadaan, tidak mau meminta-minta. Sunggu mulia!

Mungkin yang bisa dilakukan untuk membantu mereka salah satunya dengan mempekerjakan mereka di rumah. Cuci piring, bersih-bersih halaman, atau tugas ringan dan tak beresiko yang lain. Yang susah jika mengemis sudah menjadi mentalitas dan budaya. Pinginnya duduk terus dapat receh. Apalagi umur belum senja, tidak cacat, bahkan menggunakan bayi sebagai penarik simpati. Dengan berat hati, katakan tidak untuk orang-orang seperti ini.

No comments: