Monday, June 12, 2006

Ada Apa Dengan Presenter Piala Dunia di SCTV?

Jumat, 9 Juni 2006, pulang telat karena mengikuti kurasi foto untuk pameran Jakarta Eyemotion, padahal malam ini pembukaan Piala Dunia 2006 yang heboh.

Pihak SCTV (selaku pemegang hak siar tunggal di Indonesia) sampai mengadakan pawai untuk menyambutnya. Kalau Indonesia ikut bertanding di Jerman aku pikir pawai tersebut sangat pas sebagai wujud dukungan, nah ini. Heboh sendiri, membuat macet jalanan ibu kota, onani kalau boleh aku sebut. Selain acara puncak (pertandingan sepak bola), SCTV juga membuat program-program pendukung yang ditayangkan selama 2 jam. Entah apakah acara-acara ini punya rating yang tinggi dibandingkan acara reguler.

Kehebohan itu ternyata bertolak belakang dengan acara puncak pertandingan pembuka Piala Dunia 2006. Ketika jeda sebelum babak kedua Jerman vs Kosta Rika, dialog antara presenter dan komentator kok aneh. Danurwindo dan satu lagi bapak yang botak enak saja nyerocos soal pertandingan babak pertama dan prediksi-prediksi babak kedua. Bapak yang botak ini (maaf gak tahu namanya) memang sering muncul di acara Liga Inggris. Danurwindo, ya kita semua sudah tahu, beliau adalah praktisi sepakbola Indonesia, tepatnya pelatih, entah tim mana yang dia latih sekarang. Presenter utama, cewek yang sudah tidak muda lagi ini (emak-emak) terlihat canggung, kaku, pertanyaan-pertanyaannya pun juga tidak mencerminkan dia ngerti sepakbola, standarlah (kalau tidak boleh dibilang jelek). Untung Danur dan bapak yang botak itu bisa nyambung sehingga acaranya sedikit hidup.

Ternyata, dia hari kedua pun sama. Si ibu itu masih menjadi presenter, didampingi bapak yang botak. Hari ketiga sama saja, cuma ganti komentator. Tak ada kemajuan sama sekali. Acara dialog sebelum dan sesudah pertandingan terasa kaku dan aneh.

Hari ini, di detikcom kejanggalan ini menjadi berita. Aku kira banyak penonton yang kecewa dengan presenter piala dunia kali ini. Bandingkan dengan liga-liga reguler yang ditayangkan SCTV, RCTI, TV7. Jauh sekali mutunya. Masih dari detikcom, ternyata presentar ibu-ibu itu adalah anaknya pak Harto, biasa dipanggi Mbak Titik. Terlepas dan motif politik, penunjukan Mbak Titik sebagai presenter jelas membuat gaung piala dunia yang diteriakkan SCTV sejak tahun lalu menjadi hambar, antiklimaks dibanding kehebohan seperti aku sebut diatas. Bagaimanapun inti dari piala dunia memang ada di pertandingannya, tetapi kalau tidak dibungkus dengan baju yang cocok, kosmetik yang manis tak berlebihan, jangan harap acara ini sukses.

Aku yakin dalam hati kecil panitia penayangan Piala Dunia 2006 (SCTV) merasa kecewa dengan performa presenternya. Kalau mereka bilang ok-ok saja, ya ... manis di mulut aja. Lips sing, onani!

Semoga SCTV dan Mbak Titik mengerti dan tidak memaksakan diri.

update : dari berita ini, ternyata ceremonial pembukaan Piala Dunia 2006 tidak ditayangkan, untung aku telat, sehingga gak kecewa-kecewa banget. Memang sudah keterlaluan SCTV :(. Demi balik modal konsumen utama ditelantarkan.

No comments: