Wednesday, October 11, 2006

makan kok dibikin ruwet

Ini baru sekali terjadi di kantorku selama aku 6 tahun aku kerja disitu. Benar, baru kali ini aku mengalaminya. Sekali ini terjadi divisiku mau buka bersama tapi tidak diberi ijin oleh bigbos (VP). Entah apa alasannya. Tahun-tahun sebelumnya divisi selalu mengadakan buka bersama, bahkan bigboss juga diundang! Aturan baru kah?

Memang disini ada aturan baru, sebut saja code of conduct. Tapi itu kupahami adalah mengatur hubungan antara kantorku dengan rekanan kerja, vendor begitu kita menyebutnya. Tidak ada pasal (setahuku) yang melarang sebuah divisi mengadakan buka bersama. Bigbos ini maunya satu sub direktorat.

Cerita minggu lalu. Sekretaris divisi sudah pesan tempat di resto dekat kantor, menu sudah dipesan. Satu per satu karyawan ditanya mau pesan minum apa. Ok, semua sudah mengisi menu pilihan masing-masing. Tiba-tiba sore ada pengumuman buka bersama satu divisi dibatalkan. Gosipnya ada salah satu bos divisi (GM) yang tahu rencana ini dan mengadu ke bigbos sehingga acara ini tidak mendapat restu bigbos. Batal.

Cerita sore ini. 10 Oktober '06. Ok, semua setuju buka bersama satu sub dir. Kalender sudah dilingkari, tempat makan sudah dipesan. Sebut saja resto M. Berita itu datang pagi hari. Siang hari ada perubahan tempat makan, atas usul bos divisi (sama dengan diatas) dengan alasan antri makannya susah. Hari ini (11 Oktober '06) disetujui buka bersama sub dir di resto C. Dan, sore hari ini juga acara buka bersama dibatalkan! Entah apa alasannya, yang jelas GM (masih sama dengan diatas) mengusulkan perubahan hari. Huhhhh.

Aku kasihan dengan sekretaris yang sudah pesan resto sana-sini, bahkan mungkin harus dengan 'rayuan' agar dapat prioritas tempat eh ujung-ujungnya dibatalkan. Memang bagi resto ini adalah resiko bisnis. Hal biasa gitu lho. Tapi rasa malu sekretaris tentu bukan hal biasa. Bayangkan kalau anda sudah pesan (apapun itu) sambil ngotot, eh tiba-tiba anda sendiri yang membatalkan. Aku sih tengsin. Untung saja pesannya masih via telepon.

Makan kok dibikin ruwet. Sudahlah tidak usah buka bersama mengandalkan gratisan dari kantor. Langsung saja ngumpul di warung makan Klaten belakang kantor, makan sepuasnya dan bayar sendiri. Dijamin deh makan di resto kelas warteg pun akan nikmat untuk buka puasa. Lagian orang yang 'pro aktif' juga itu-itu aja, hehehe. Biar aja di makan sendiri kalau rewel soal buka puasa bersama. Atau kita makan dirumah masing-masing dengan keluarga? Kukira banyak yang memilih itu. Jadi ingat undangan perpisahan seorang teman dari divisi lain (yang masih satu sub dir) yang dimutasi. Tak seorang pun dari divisiku datang!

2 comments:

Anonymous said...

Embbeeer, bos-bos lagi ada parno ama COC & Audit...
Udah parno, banyak maunya lagi...

Anonymous said...

Buka bersama memang jadi dilaksanakan, lagi-lagi ganti resto. Aku males tuk datang.

Benar saja, cerita teman yang datang, bukbernya garing abis, kayak makan sendiri. Gak ada pesan-pesan, sambutan atau apa lha, cuma datang, makan, pulang. Persis spt makan siang di pantri di hari-hari biasa.

Tahun lalu ketika bos lama belum pindah, divisi mengadakan sendiri buka bersama, dan suasananya lebih hangat. Ada yang ngisi kultum, ada yang ngisi doa, sambutan, dan pesan-pesan. Sisanya ya tentu makan bersama dengan santai. Plus dibungkus buat saur :D